-->

KONTROFERSI DIERA MODERNISASI


Dalam kecanggihan masa sekarang yang semuanya serba modern, serba canggih dan simple. Ahhhh.... itu cuma peradaban masyarakatnya yang maju, hanya ekonomi masyarakat yang terpenuhi walaupun tidak semua, hanya alat-alat penunjang kehidupan yang super canggih, tapi masalah kedamaian antar masyarakat, suku, daerah, dan negara, atau bisa juga antar agama itu sangat mengerikan. Hampir setiap hari di kulit alam ini selalu ada pertumpahan darah dan penyebabnya juga bermacam-macam, dari yang permasalahan kecil sampai permasalahan antar agama.
    Jika kita ukur masa sekarang, contoh pertumpahan darah yang masih hangat beritanya yaitu permasalahan Rohingya, masalah penganiayaan orang islam oleh non islam. Bagaimana kita menanggapi hal itu???, apakah semua manusia selalu akan terlibat dalam lubang konflik terus?
    Tentu saja jawabannya tidak, buktinya semua manusia pasti menganggap bahwa perang adalah suatu hal yang mengerikan dan orang pasti berusaha untuk menghindari hal itu. Masalahnya dalam pergesekan segala aspek kehidupan yang ada pasti terjadi persengketaan yang tak sealur. Dengan demikian, peperangan memang suatu yang sulit untuk di hindarkan sepenuhnya dari kehidupan manusia, hanya saja setidaknya kita meminimalisir kontrofersi yang ada di sekeliling kita.
    Memang jika kita toleh sedikit ke ayat al-quran, memang ada ayat yang menampilkan peperangan dalam islam, tapi bukan berarti Islam adalah agama yang intoleransi, terorisme ataupun radikalisme. Dari pembacaan komprehensif terhadap ayat-ayat perang dalam al-quran dapat ditarik kesimpulan bahwa aturan-aturan, ketetapan hukum dan instruksi perang dalam al-quran sebetulnya hanya  sebuah respon  terhadap fakta sosial yang telah dan akan terus terjadi.
    Hal ini sepenuhnya telah dipaparkan oleh prof. Dr .Wahbah az-Zuhaili dalam disertasi doktoralnya yang bertajuk ‘Atsarul-harb fi-fiqhil-islami Dirasah Muqaranah ( pengaruh peperangan terhadap fikih islam, Studi komporatif). Mula-mula beliau membaca dariaspek kesejarahan yang menunjukkan bahwa konflik kemanusian memang tidak dapat di hapuskan dan memang merupakan fakta sosial yang tak terelakkan dan selalu klise dalam sejarah. jangankan zaman sekarang, sejak zaman nabi Adam saja sudah terjadi yang namanya konflik.
    Memulai kajiannya beliau (Az-Zuhaili) menguraikan peperangan dalam pandangan orang-orang Yunani, Romawi, Yahudi, Kristen, Jahiliyah, dan Islam. Beliau menjelaskan bahwa orang-orang Yunani menganggap bahwa dirinya merupakan Ras yang paling mulia dan istimewa, bangsa diatas bangsa. Oleh sebab itu padama masa lalu bangsa Yunani berpandangan bahwa menundukkan bahkan membumi hanguskan bangsa lain adalah hal yang wajar dan sudah maklum di kalangan bangsa Yunani.
    Selanjutnya az-Zuhaili melanjutkan penelitiannya dengan mengamati konsep peperangan dalam agama Yahudi dan ternyata dalam agama Yahudi sanagat memberikan perhatian yang tinggi dalam hal peperangan sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian lama. Kemudian dalam agama Kristen az-Zuhaili tidak menemukan ajaran-ajaran yang yang mengerucut pada kriminalisme dan peperangan sebagaimana dalam agama Yahudi karena memang pada dasarnya ajaran nabi Isa labih menyeru kepada perdamaian dan lebih menitik beratkan kepada jihad mental daripada jihad fisik, dalam ajaran kristen, kaisar Agustinus menyerukan kepada pengikut ajaran kristen bahwa peperangan adalah salah satu hal yang menyimpang terhadap ajaran-ajaran yang dibawa oleh nabi Isa.
Kemudian kita beralih ke era jahiliyah pra Islam, inilah era dimana fanatisme dan  ke eksisan suku merupakan harga mati dan tidak bisa di ganti dengan apapun itu, pada waktu itu di jazirah arab tidak lebih dari hanya medan pertempuran yang luas, karena telah melekatnya tabiat peperangan yang sudah tertanam alam diri mereka sampai pada akhirnya datanglah seorang utusan yang mulia nabi Muhammad SAW. yang mampu meminimalisir maraknya peperangan pada zaman itu.
    Dari paparan diatas tentu berbeda dengan peperangan yang terdapat dalam konsep dan visi Islam, dalam sejarah yang yeng telah ada kita dapat memantau dan mengamati bahwa islam meletakkan peperangan dalam kondisi tertentu dan proporsional, islam memposisikan perang untuk mengawal tatanan-tatanan yang telah ditetapkan, dan untuk melawan segala bentuk kedzoliman yang mengotori muka bumi ini.
    Jika kita tela’ah lagi dari perjuangan nabi menyebarkan ajaran islam di muka bumi ini, sangat mengharukan sekali, banyak kejadian-kejadian atau aksi-aksi heroik yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy seperti mengejek nabi, mencaci nabi bahkan ada juga yang sampai melempari nabi dengan kotoran unta yang itu semua hanya untuk mencegah nabi untuk menjalankan misi mulia menyebar luaskan ajaran islam, tapi apa yang dilakukan oleh beliau?, beliau sebisa mungkin mengambil tindakan pasif dan selalu berusaha untuk menghindari yang namanya peperangan karena peperangan walaupun diperbolehkan dalam ajaran islam tapi hal itu merupakan salah satu hal yang dibenci oleh nabi. Nabi lebih memilih jalan hijrah untuk merasakan aura baru dari pada harus berperang melawan kaum Quraisy. Tatkala nabi mengambil jalan hijrah ternyata ulah kaum Qraisy semakin menjadi-jadi, maka dari kejadian itu nabi diperkenankan bersama umat islam untuk mengambil langkah aktif dalam membela ajaran Allah, jalan perang ini hanya difungsikan sebagai sarana untuk melancarkan proses dakwah sekaligus membentengi diri dari kaum kafir. Namun demikian, Islam tidak memperkenankan untuk selalu mengambil jalan perang dan kriminal selagi masih bisa hidup berdampingan satu sama lain.
    Seharusnya dari perjalanan nabi itu kita bisa pelajari secara terperinci apa makna perang yang diperbolehkan dalam Islam, tidak memaknai secara gamblang dan global. Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang selalu menjadi patokan dan solusi bagi seluruh ummat manusia bukan sebaliknya, untuk mengadu domba antar umat,  suku, ras, bangsa bahkan agama. Kesejahteran dan perdamaian sangat dijunjung tinggi dalam islam, tidak hanya dalam Islam, dalam ajaran agama lain juga pasti menjunjung tinggi kesejahteraan dan keamanan para pengikutnya.
Sekarang kita hidup dan berdomisili di negara yang mayoritas warganya merupakan orang islam, dengan banyaknya orang yang memeluk ajaran islam tapi masih banyak aksi-aksi brutal yang sngat tidak sesuai dengan ajaran islam, jika dalam islam perdamaian itu sangat penting tapi di Indonesia banyak tindak kriminal yang terjadi, mereka yang melakukan beralasan pembelaan terhadap agama, berlandaskan nama agama, mungkin itu cuma rasa kepedulian yang terlalu dan tidak melihat dampak yang terjadi setelahnya, apakah berdampak positif atau negatif. Sebisa kita hindari kontra antar muslim ataupun non muslim dan sebisa mungkin kita harus hidup dengan menjunjung tinggi perdamaian dan saling menghargai satu sama lain agar terjalin hidup yang harmonis baik bersama orang muslim ataupun non muslim, karena memang itu sebenarnya tujuan Islam, yaitu menjadikan lingkungan yang harmoni bukan lingkungan yang penuh dengan kontrofersi.

Islam
tidak pernah memperkenankan umatnyauntuk mengintimidasi kelompok non muslim manapun, selama mereka masih bersedia untuk hidup berdampingan dalam damai.

0 Response to "KONTROFERSI DIERA MODERNISASI"

Post a Comment

Iklan Bawah Artikel