Ibnu Al-Haitam (Bapak Optik Dunia)
Sunday, 30 October 2016
Add Comment
Gelar
kehormatan itu dianugerahkan kepada Ibnu Haitam atas kontribusinya dalam
mengembangkan ilmu optik. Alhazen, sebutan bangsa barat untuknya. Nama lengkap
beliau adalah Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham beliau lahir di Basroh Iraq pada kisaran tahun 965-1039 M.
Sejak kecil Ibnu Haitham yang berotak
encer menimba ilmu di tanah kelahirannya. Selain di kota Basroh beliau juga
sempat menimba ilmu di kota-kota lain seperti, Ahwaz, Baghdad, dan Kota Mesir,
bahkan beliau juga sempat menimba ilmu di Universitas Al-Azhar.
Setelah itu, secara otodidak beliau
mempelajari sendiri berbagai disiplin ilmu, sehingga beliau dapat menguasai
beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan,
fisika, dan filsafat. Secara serius beliau mengkaji dan mempelajari seluk-beluk
ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan
dicetuskannya.
Ibnu
Haitham mencatatkan namanya sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh
detil dari indra penglihatan manusia mulai dari kinerja syaraf di otak hingga
kinerja mata itu sendiri. Beliau memberikan penjelasan yang ilmiah tentang
bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah satu teorinya yang terkenal adalah
manusia bisa melihat kerena objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya
kemudian di tangkap mata sehingga bisa terlihat. Teorinya inilah yang
mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuan Yunani, Plolemy dan
Euclid yang menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena adanya cahaya yang
keluar dari mata yang mengenai objek.
Ibnu Haitham berhasil menemukan sebuah
kamera obscura bersama dengan muridnya yaitu Kamaluddin Alfarisi. Keduanya
berhasil merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya
mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari gerhana, Ibnu Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang
memungkinkan citra matahari semi nyata di proyeksikan melalui prmukaan bidang datar. Inilah yang mendasari
kinerja kamera yang saat ini digunakan oleh ummat manusia. Oleh kamus Webster,
Fenomena ini secara harfiah di artikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya terbuat
dari kertas kardus denga lubang kecil untuk masuknya cahaya.
Ibnu Haitham termasuk salah satu dari
ulama yang paling produktif pada zamannya total jumlah karangan yang beliau
tulis mencapai 200 judul buku. Sayangnya, hanya sedikit yang tersisa. Bahkan,
kitab yang selama 500 tahun bertahan sebagai kitab paling penting dalam ilmu
optik, yaitu kitab Al-Manadhir, tidak diketahui lagi rimbanya. Orang hanya
mempelajari terjemahanya dalam bahasa latin dengan judul Opticae Thesaurus.
0 Response to "Ibnu Al-Haitam (Bapak Optik Dunia)"
Post a Comment