ASYIK-ASYIK AKSI
Wednesday, 4 October 2017
Add Comment
Baca Juga
Film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" adalah judul film dokumen drama propaganda Indonesia tahun 1984. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer. Film ini diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta kala itu. Film ini
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebelumnya mengatakan bahwa masyarakat dan generasi muda saat ini perlu tahu sejarah G30S/PKI.
Karenanya, ia setuju jika film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" diputar di layar-layar kaca televisi nasional.
Tanggapan Presiden Joko Widodo Ingin Ada Film G/30/S/PKI Versi Kekinian
Presiden menekankan bahwa menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Tetapi untuk anak-anak milenial yang sekarang, menurut Presiden, seharusnya dibuatkan lagi film yang disesuaikan dengan gaya mereka.
Dengan begitu, para anak muda ini akan dengan mudah memahami bahayanya komunisme [paham yang menngahapus kepemilikan personal dan mengantikan dengan kpemilikan dia dan diatapi oleh negara].
Presiden Joko Widodo juga meminta untuk dibuatkan Film G30S/PKI untuk Milenial. "Untuk anak-anak milenial tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka," kata Jokowi saat ditemui di Desa Mangunsuko, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9).
Tanggapan Amien Rais Selaku Politikus Senior PAN
Memutar film G30S/PKI menjadi lebih disesuaikan dengan kaum milenial mendapat pertanyaan dan kritikan dari politikus pan ini "Sejarah tidak bisa diputar balik, nggak boleh, itu sudah berdasarkan research," kata Amien Rais mengawali ungkapan curiganya kepada Jokowi di Hotel Mercure Ancol, Kamis (21/9/2017). Amien meminta Jokowi tak memberikan kesempatan kepada PKI untuk bangkit kembali di Indonesia. Amien pun menyinggung soal pernyataan Jokowi yang hendak menggebuk PKI jika muncul.
Ditelisik Dari Sejarah G 30 S/PKI
Kudeta yang ditandai dengan adanya penculikan dan pembantaian terhadap para Jenderal Angkatan Darat yang dianggap sebagai penghalang untuk menyebarkan pengaruh paham komunis. Gerakan 30 September oleh PKI menjadi malapetaka bagi pemerintahan presidensial pimpinan Presiden Soekarno. Peristiwa ini merupakan tragedi PKI untuk kedua kalinya melakukan pemberontakan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan ini memakan korban jiwa yang sangat besar, di antaranya adalah jenderal-jenderal yang menjabat pada pemerintahan presidensil. Tujuannya untuk menggulingkan kekuasaan Presiden Soekamo dan mengganti Pancasila sebagai dasar negara menjadi paham komunisme. Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Soekarno di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang pada waktu itu diketuai oleh A.H. Nasution. Dengan ditolaknya laporan pertanggungjawaban Presiden Soekamo ini, maka berakhirlah pemerintahan presidensial dan Indonesia kembali ke pemerintahan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sebab-Musabab terbitnya G 30 S/PKI
Ada beberapa hal yang menjadi sebab lahirnya G 30 S/PKI diantaranya:
a.Partai Komunis Indonesia (PKI).
Partai yang didirikan pada 30 september 1965 ini dipelopori D.N. Aidit bersama kawan-kawannya Sudirman dan Nyono. Mereka membentuk front nasional yang bekerja sama dengan kekuatan borjuis[orang kaya]. Hal ini dilakukan karena kaum buruh dan tani miskin masih lemah mendukung PKI. Taktik ini ternyata berhasil. Dari tahun ke tahun, jumlah anggota PKI berkembang pesat. Pada tahun 1965, anggota partai ini mencapai 3,5 juta, jika dihitung dan organisasi yang berafiliasi dengan PKI jumlahnya meliputi 20 juta.Cara-cara yang ditempuh PKI dalam mengembangkan diri di antaranya sebagai berikut: Melaksanakan gerakan gerilya di pedesaan yang dipelopori oleh kaum buruh tani dan petani miskin, melakukan propaganda-propaganda yang menyesatkan, melakukan gerakan revolusioner oleh kaum buruh di perkotaan, membentuk pekerja intensif di kalangan kekuatan bersenjata (ABRI), dan masih banyak lagi.
b.Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada Blok Timur.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeni Indonesia bertentangan dengan politik bebas aktif dengan menggunakan politik NEFO, sehingga memberikan kesempatan emas bagi perkembangan pengaruh ideologi komunis di Indonesia. Dalam penyebaran, PKI juga mendapat dukungan internasional yang diperoleh dari negara Uni Soviet dan Cina sehingga semakin mempermudah dalam melakukan kudeta.
c. Konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis).
Konsep ini digunakan untuk menyatukan seluruh aspek kehidupan di Indonesia, otomatis memberi peluang kepada PKI untuk memperluas dan mengembangkan pengaruhnya, sehingga PKI dapat memperkuat kedudukannya di Indonesia. Dengan kedudukan dan pengaruhyang sangat besar, maka PKI memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengadakan aksi kudeta
Seluk beluk proses terjadinya G 30 S/PKI
Pimpinan PKI telah mengadakan pertemuan rahasia selama beberapa kali untuk menyusun rencana kudeta pada anggal 30 September 1965. Gerakan secara fisik dilakukan melalui kekuatan militer yang dipimpin oleh Kolonel Untung yang menjabat sebagai Komandan Batalion Resimen Cakrabirawa (Pasukan Pengawal presiden) yang bertindak sebagai pimpinan formal seluruh gerakannya. Letnan Kolonel untung memerintahkan seluruh aggotanya untuk melakukan gerakannya pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari. Mereka melakukan Penculikan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama angkatan darat. para perwira angkatan darat tersebut disiksa dan selanjutnya dibunuh dan dibawa ke lubang Buaya yang merupakan markas PKI yang terletak di sebelah selatan Bandara Udara Halim perdana Kusuma. Para korban penculikan kemudian disiksa sampai mati dan jasadnya dimasukkan dalam sumur tua, kemudian ditimbun dengan sampah dan tanah. Ketujuh korban dan TNI Angkatan Darat yaitu,
1. Letnan Jenderal Ahmad Yani yang menjabat sebagal Menteri I Panglima Angkatan Darat (Menpangad).
2. Mayor Jenderal R.Soeprapto yang menjabat sebagai Deputi II Pangad.
3. Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo yang menjabat sebagai Deputi Ill Pangad.
4. Mayor Jenderal Suwondo Parman yang menjabat sebagai Asisten I Pangad.
5. Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan (Asisten IV Pangad).
6. Brigadir Jenderal Soetoyo Siswomihardjo (lnspektur Kehakiman loditur).
7. Letnan Satu Piere Andreas Tendean (Ajudan Jenderal A.H. Nasution).
Setrategi pembunuhan G 30 S/PKI
Strategi ini ada beberapa langkah yang ditempuh G 30 S/PKI. Diantaranya:
a). Pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI pusat, gedung telekomunikasi, dan mengamankan seluruh wilayah Medan Merdeka tanpa teijadi bentrokan senjata atau pertumpahan darah.
b). Pasukan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi berhasil menguasai Lapangan Banteng dan mengamankan Markas Kodam V/Jaya.
c). Batalyon Kavaleri berhasil mengamankan BNI Unit I dan percetakan uang di daerah Kebayoran.
d). Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD yang dibantu oleh Batalyon 238 Kujang/Sillwangi dan Batalyon I Kavalen berhasil menduduki Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.
e). Pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jenazah para jenderal yang menjadi korban G 30S/PKI yang kemudian dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat dan baru dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965.
Untuk rnenenteramkan segala ketakutan dan kegelisahan masyarakat, dilakukan siaran RRI yang menghimbau agar rakyat tetap tenang dan waspada.
0 Response to "ASYIK-ASYIK AKSI"
Post a Comment