-->

Ternyata Santri Juga Berkecimpung di Dunia Sastra (Edisi 22 )

"Lembah labuh nista" 
Oleh : M Shoim 
Deraian air permata di seberang pulau perpijakan, pulau yang menjadi Medan peperangan dituntut untuk menang. Jangan biarkan musuh jahat itu kuat mengikat, tangan terangkat jiwa lemah tengkurap di bumi yang teramat baik dan keramat.
Gema cakrawala mengajak ayo bangkit,  bergerak lepaskan cakaran dan cengkaraman meskipun buih peluh melumuri seluruh tubuh.
Jangan hirau, tubuh lemah tak berurat pertanda jiwa ruh itu kuat.
Segera gapailah sepenggal tali petuah hasil ijtihad, jika kau ingin bebas dan terlepas dengan selamat dari rayuan sebuah kutukan jahat.
Jika tidak,  lembah labuh telah menanti yang akan menjadi teman sejati, setelah kau pergi
meninggalkan bumi. Dengan sambaran lidah merah yang dahsyat,  dan berteriak nyaring ingin beranjak cepat laksana sambaran kilat yang sedang menjilat di langit bumi bagian ufuk barat.
Ingatlah Ahmad sebagai penyelamat, setelah kain lusuh dipakai serentak dengan tali kuat mengikat dan usainya sebuah hikayat.

"DILEMA"
Oleh : Abd Hafid

Sudah berulang kali Langit berganti warna
Teriring rasaku dengannya yang bertaut dalam doa
Tatkala malam menjelma sunyi
Mengetuk jiwa yang resah di simpang keraguan
Keluh kesahku dengan malam menyatu
Menyisakan pilu hingga ku tak tau kearah mana kutapaki langkahku di simpang ini
Membuatku gundah hingga hati memaksa berhenti
Tapi rasaku takmampu menahan
Teringat sudah teramat jauh langkahku beranjak
Hingga tercipta memory indah penuh pesona yang tak mungkin kulupa
Apa tuhan kini tengah bermain?
Atau aku yang terkalahkan oleh permainan tuhan?
Kini ku diam tanpa langkah dengan rasa malu
Mungkin kata tuhan tak seharusnya aku berjalan
Atau ini hanya cinta tuhan
Yang membuatku yakin dengan cintanya aku akan terus berjalan meniti simpang yang meresahkan ini
Dan dengannya kusampai pada waktu dimana aku dengannya akan bertemu ditempat yang kutuju
Dengan cintaku dan cinta-NYA


"SANDIWARA"
Oleh : Viska/siswi MARUPI
lucu, namun membuatku menangis
bagaimana bisa sandiwaramu itu
membuatku menyayangimu

SELAMAT
membuatku tahu arti sebuah cinta tak selamanya indah.
sandiwara ada dalam cinta
apakah harus mencintaiku dengan sandiwara?
mengapa kau tak mencintai
orang yang memang kau sukai?
mengapa aku yang kau lukai?

hey.....
aku wanita yang sama seperti mantanmu
punya rasa yang takut orang lukai
sudah ku katakan dari awal
jangan pura-pura menyayangiku
kini aku tahu semuanya sandiwara
aku bukan anak kecil lagi
aku pergi
maaf tak membuatmu bahagia


"TAKDIR IBLIS" 
Oleh : Ahmad Berizi
Ini adalah malam pemberontakan jiwa dan naluri anak manusia yang ingin terbebas dari penguasa sistem mengikuti undang-undang negara jahanam
Ini adalah hari pembalasan anak manusia yang di khianati dan dibohongi oleh ayat-ayat iblis yang di firmankan oleh setan yang bernama tirani kekuasaan
Ini adalah waktu dimana darah harus mengalir dari sayatan takdir kebencian..
Ini adalah waktu dimana kepala harus dipenggal oleh algojo angkara murka..
Biarkan kuncup bunga mawar itu tumbuh dan mekar dihalaman sejarah yang disirami dari sungai yang mengalirkan darah
Biarkan bunga-bunga itu tumbuh menjadi taman harapan menggantikan batu nisan penindasan dan ketidak adilan
Biarkan harumnya meggantikan bau busuk janji-janji basi para pelacur kebijakan yang saling menjilati kemaluan mereka masing-masing
Jadikan kebencian ini menjadi cahaya yang meluncur kelangit dan menelan kegelapan tatanan moralitas sistem jahiliah negeri syetan
Jadikan amarah ini anak panah yang akan menembus dan merobek-robek jantung penguasa yang telah memporak porandakan peradaban intelektual negeri pertiwi

Kawan..
Nyanyikanlah lagu perang dari syair-syair kebencian, beritahu mereka arti sebuah penindasan
Bacakanlah puisi kematian dari bait-bait amarah, beritahu mereka arti sebuah keserakahan
Tuliskanlah narasi penyiksaan dari rangkaian episode angkara murka, beritahu mereka arti sebuah pengkhianatan
Generasi kita adalah generasi yang tak pantas jadi pecundang
Jangan biarkan masa depan kita di kuasai anjing-anjing buduk pengumbar janji
Jangan biarkan masa depan kita di kuasai iblis-iblis laknat pelacur demokrasi
Kibarkan bendera perang..tabuh genderang perlawanan!


0 Response to "Ternyata Santri Juga Berkecimpung di Dunia Sastra (Edisi 22 )"

Post a Comment

Iklan Bawah Artikel