-->

Paham Radikal dan Terorisme

Paham Radikal Dan Terorisme
Menjadi Masalah Serius Bangsa

Belakangan ini beberapa kejadian telah menelan bangsa kita, Penyebaran paham-  paham radikalisme, ekstremisme dan terorisme sudah banyak terjadi diberbagai daerah. Hal ini merupak an  permasalahan serius yang diha dapi bangsa kita. Golongan-golongan tersebut telah memiliki banyak sekali anggota yang telah bersih keras untuk mewujudkan visi dari golongan mer eka dengan berbagai macam upaya dan kerja keras yang mereka lakukan, Sehingga tindakan radikalisme yang berujung teror isme nantin ya akan ber dampak keras bagi perdamaian Negara dan  agama.

Lalu, apa itu paham radikal?

    Pegertian  sederhananya, yaitu orang yang dalam beragama menganggap pemeluk agama lain sebagai musuh, atau juga bisa di ar tikan pemeluk agama lain yang tidak sepemahaman dengannya maka di hukumi kafir, yang halal untuk diper angi. Mereka  menginginkan negara ini diatur berdasarkan ajaran agama mereka secara utuh, dengan dalih akan masuk syurga dengan para bi dadari, kelompok ini membungkus propaganda mereka atas nama agama dan jihad fi sabilillah. Pemahaman yang seperti ini tentu sudah melen ceng jauh dari nilai-nilai agama yang senantiasa menebarkan kasih say ang dan moderat dalam beragama.

    Penyebaran paham radikal sering kali terjadi kepada para ma hasiswa dan pelajar, dikarenakan anak muda memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi namun emosionalnya masih labil sehingga mudah untuk dis usup dan direkrut untuk menjadi ang gota. Para  tokoh agama radikal men janjikan keselamatan dalam agama, nikmat mendapat bidadari surga, dan status sebagai pahlawan. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan aksi teror atas nama agama.
Siapa Pelakunya.

    ISIS timur tengah merupakan pondasi dari penyebaran  paham radikal ke berbagai Negara,  salah satuya adalah JAD (Jamaah Anshorut Daulah) yang dipimpin oleh Amman  Abdurahman yang kini menjadi cabang di Indonesia . Organisasi inilah yang diharapkannya menjadi payung bagi kelompok pendukung ISIS di Indonesia.

    Kelompok teror ISIS yang dijadikan pedoman oleh Amman Abdurahman, telah banyak mempengaruhi dan mengubah pola pikirnya. Ia dikenal memiliki doktrin yang sagat keras dan kemampuan mencuci otak yang hebat,  juga tidak kenal kompromi dalam penggalian ideologi yang dianut, para anggota mereka diperintahkan untuk melakukan serangan di mana saja, kapan saja dan dengan alat apa saja. Amman Abdurahman  juga sering menerbitkan buku karangan sendiri yang isinya  mengajak untuk memberontak dan melakukan teror. Tak hanya sering menyampaikan saat berceramah, isi buku itu bahkan sering disebarluaskan melalui internet.  Maka dari itu kita perlu berhati-hati saat berselancar di dunia internet.

    Mirisnya, Organisais radikal JAD telah memiliki banyak cabang di Indonesia. Salah satunya berada di Surabaya yang dipimpin oleh salah satu pelaku bom bunuh diri, Dita Oepriarto. Diketahui, sosoknya merupakan ketua JAD Surabaya yang juga disebut-sebut memilki kaitan dengan jaringan Jaringan Ansarut Tauhid (JAT).

    Kedua organisasi ini memiliki kesamaan ideologi yang berkiblat pada ISIS di Timur Tengah. Karena faham sesat yang dianut, para anggotanya tak segan membunuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan meledakan bom bunuh diri. Seperti yang tercermin pada keluarga Dita, diketahui pasangan suami istri ini pernah menjejakan kaki di Suriah dan kembali pulang ke Indonesia. Di sana, Dita dan keluarganya bergabung dengan ISIS dan sempat belajar tentang strategi militer dan membuat bom. Pengetahuan dan pengalamannya itulah yang digunakan setiba di tanah air untuk membuka medan jihad baru dengan mengebom tiga buah gereja sekaligus. Mereka beranggapan bahwa megebom adalah jihad fi sabilillah sehingga sekeluarga melakukan aksi bom bunuh diri, dengan harapan masuk syurga bersama keluarga yang berjumlah 6 orang termasuk anaknya yang masih berumur 9 tahun. Ini merupakan efek dari jahatnya doktrin buta tentang radikalisme yang ditelan bulat-bulat.

BACA  JUGA!!!
Bahaya Upload Foto di Facebook
MEMAHAMI IBADAH KONDISIONAL

Apa yang mereka inginkan?
    Bicara soal keingian atau tujuan, Amman Abdurahman dengan organisasi JAD-nya memiliki visi untuk mendirikan negara Islam dan menyusun sistem kekalifahan yang menganut ISIS di timur tengah. Mereka menginginkan kembali adanya perbudakan.  Sedangkan syariat islam telah meminimalisir perbudakan sejak dulu, dibuktikan hukuman berupa membebaskan budak dibeberapa kasus yang ada di agama islam.  Sekalipun islam tidak melarang, tetapi yang jelas  islam memiliki tujuan untuk meniadakan perbuadakan, hingga saat ini perbudakan diseluruh dunia telah tiada.

    Disisi lain Target kelompok terorisme dalam tiga tahun terakhir adalah aparat hukum. Pertama, asumsi polisi adalah kafir, aparat hukum yang melindungi dan melaksanakan hukum di luar hukum Islam. Kedua, polisi menjadi sasaran utama dikarenakan telah banyak menangkap dan menembak teman-teman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan kelompok paham radikal juga termasuk ingin meghacurkan perdamaian bangsa kita. Beruntung Indonesia mempunyai NKRI sehingga tidak separah Negara Eropa, Arab dan Negara lainya, yang telah terpecah belah dan terjadi peperangan  akibat aksi penyebaran paham radikal dan teror.

    Perlu kita ketahui bersama, jihad dalam Islam mempunyai banyak sekali penafsiran, seperti belajar, mencari ilmu untuk memerangi kebodohan juga tergolong jihad, tetapi yang jelas jihad bukan aksi bom atau teroris dan bukan satu-satunya istilah yang digunakan utuk meyebarkan prilaku intoleran atau radikal. Idealya jihad adalah konsep yang mulia.

    Dari paparan diatas, dua kemugkinan yang menjadi tujuan golongan teroris tersebut. Pertama mereka memiliki tujuan menegakkan Negara berdasarkan ajaran agama mereka secara utuh, kedua mereka memiliki tujuan memecah belah perdamaian bangsa kita dengan mengatasnamakan agama sebagai senjata utama.

    Melihat tujuan mereka yang pertama, bahwa semua agama menolak terorisme dan sepakat tidak ada pengajaran semacam itu. Sedagkan  melihat tujuan yang kedua, semua agama pernah diatasnamakan, tidak hanya islam. Mengatasnamakan agama juga sering terjadi dalam urusan ekonomi, politik dan urusan lainnya.

    Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terorisme itu sama sekali  tidak ada hubunganya dengan ajaran agama manapun. Sehingga kalau mengatasnamakan agama
maka itu sebenarnya agama hanyadigunakan untuk kepent
ingan-kepentingan tertetu.

Terbukti yang diserang bukan hanya lembaga gereja, lembaga islam, tapi juga lembaga Negara, khususya kepolisian. Sehingga jelas ini bukan masalah agama tetapi masalah yang menyangkut perdamaian Negara kesatuan republik Indonesia. Karena hanya Indonesia satu-satunya negara yang tetap damai sekalipun beragam agama ada di Indenesia. Mereka iri, mereka ingin menjadikan bangsa kita seperti bangsa lain yang tidak pernah damai selalu terjadi peperangan.

0 Response to "Paham Radikal dan Terorisme"

Post a Comment

Iklan Bawah Artikel