Solidaritas Umat Islam dalam Menyikapi Nasib Palestina
Wednesday 24 January 2018
Add Comment
Hidup terpontang panting,
itulah yang kini tengah dirasakan oleh saudara seiman kita di Palestina. Mereka
hanya bisa bertaruh nasib dalam doa dan mengharap bantuan dari manausia-manusia
yang berhati mulia. Namun kita di negara ini hidup dengan tenang, aman dan
sejahtera. Ini merupakan nikmat yang sangat besar yang patut kita syukuri.
|
Tapi kita selaku umat Islam, seharusnya turut prihatin akan
kondisi saudara kita, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah dalam
sebuah hadist:
“Muslim
yang satu dengan Muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan
satu dengan yang lainnya”. (Beliau sambil menjalinkan jari-jemari beliau).
Bagaikan tubuh, itulah umat Islam menurut Rasulullah, jika
satu bagian merasakan sakit maka bagian yang lain pun akan merasakannya. Maka
dari itu kita perlu menanamkan rasa peduli kita terhadap saudara seiman kita di
Palestina sana, karena mereka juga bagian dari kita merekalah Ikwah kita yang
akan kita jawab dengan tegas kelak jika Allah bertanya “Siapakah saudaramu?”.
Akan tetapi jika kita tidak merasa peduli kepada mereka sangatlah tidak pantas
kita mengaku sebagai saudara sesama Muslim. Kecuali jika kita memang memperkuat
solidaritas Islami dengan mereka.
Banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk berperan
menolong saudara seiman kita mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar.
Bahkan jika kita menengok hadist tersebut, kita wajib untuk membela saudara
seiman di Palestina.
Kewajiban
Umat Islam Terhadap Palestina
1. Memahami Kondisi dan Problema
tika Palestina
Kewajiban pertama yang paling fundamental bagi seorang
Muslim adalah memahami akar masalah Palestina (Al-Quds) bahwa masalah Palestina
adalah masalah umat Islam. Perebutan kekuasaan yang terjadi di tanah suci itu
bukan perebutan antara dua bangsa, Palestina dan Israel. Tetapi, perang agama
antara Islam dan Yahudi.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang
yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [Al-Maidah (5): 82].
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi. Maka
kaum Muslimin membunuh mereka sampai ada seorang Yahudi bersembunyi di belakang
batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, wahai Muslim,
wahai hamba Allah, ini Yahudi dibelakangku, kemari dan bunuhlah ia; kecuali
pohon gorqhod karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan
bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan
secara keseluruhan. Atas dasar pandangan akidah inilah seluruh umat Islam wajib
memahami kondisi dan permasalahan Palestina.
2. Mensosialisasikan Kondisi dan Problematika Palestina kepada yang lain.
Setelah memahami
permasalahan dan kondisi Palestina, maka
kita harus mensosialisasikan pemahaman ini kepada seluruh umat Islam.
Masih banyak umat Islam yang belum memahami kondisi dan permasalahan Palestina.
Hal ini terjadi karena banyak sebab, diantaranya faktor lemahnya keimanan dan
problematika yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri di seluruh dunia. Oleh
karena itu setiap individu yang mengaku Muslim harus memahamkan pada umat Islam
yang lain di seluruh dunia bahwa masalah Palestina adalah masalah utama umat,
dan masa depan umat akan sangat terkait dengan perjuangannya terhadap
Palestina. Bahwa di Palestina ada Al-Masjid Al-Aqsa kiblat pertama umat Islam
yang sedang terancam. Bahwa Rasulullah SAW. memimpin shalat berjama’ah yang
diikuti oleh para Nabi dan Rasul pada peristiwa Isra’ yang merupakan pewarisan
tanah Palestina pada umat Islam. Bahwa Umar bin Khattab RA. menerima penyerahan
kunci langsung Kota Palestina (Al-Quds).
3. Jihad dengan Harta
Kewajiban selanjutnya bagi umat Islam adalah berjihad
dengan harta mereka. Umat Islam harus menyisihkan sebagian rezekinya minimal 1%
untuk perjuangan Palestina. Karena jihad di Palestina sangat membutuhkan harta.
Dan di sana juga banyak janda, anak yatim, anak sekolah, mahasiswa, orang yang
kehilangan rumah dan pencaharian akibat konflik dan perang yang belum diketahui
akhirnya. Semua itu sangat membutuhkan uluran tangan umat Islam lainnya yang
mampu.
4. Jihad dengan Jiwa
Terdapat perbedaan mendasar dalam sifat perang di Palestina.
Bila perang di Palestina dinyatakan sebagai perang antara dua bangsa atau dua
negara, maka tidak boleh ada keterlibatan pihak lain di luar dua pihak yang
bertikai tanpa ada permintaan untuk terlibat dari salah satu pihak yang
berperang. Keterlibatan tanpa ada permintaan untuk terlibat berarti pelanggaran
kedaulatan sebuah negara yang bertentangan dengan hukum Internasional.
Kenyataan yang terjadi adalah bahwa perang di Palestina adalah perang agama
antara Islam dan Yahudi yang mengundang keterlibatan semua umat Islam dan kaum
Yahudi di seluruh dunia, di setiap bangsa dan negara mana pun. Maka, hukum
perang di Palestina adalah Jihad Fii Sabiilillah yang diwajibkan atas setiap
umat Islam di seluruh dunia sesuai dengan kondisi mereka di setiap tempat.“Diwajibkan
atas kalian berperang sedangkan kalian membencinya. Barangkali kalian membenci
sesuatu, tetapi itu baik bagi kalian. Dan barangkali kalian menyukai sesuatu
sedangkan itu buruk bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian
tidak ketahui.” [Al-Baqarah (2): 216][Al-Baqarah (2): 216]
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad
dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At-Taubah (9): 44]
Palestina adalah tanah waqaf
umat Islam yang harus dipertahankan sampai kapan pun. Pembelaan kita terhadap Palestina bukan karena mereka
orang-orang Arab, melainkan karena mereka adalah Muslim dan karena Palestina
adalah salah satu dari tiga tempat suci umat Islam yang dimuliakan Allah.
Karena itu, permasalahan Palestina harus dijadikan konsentrasi utama umat
Islam.
5. Doa
Dan kewajiban yang paling minimal yang harus terus
dilakukan oleh setiap umat Islam adalah berdoa. Doa orang beriman kepada saudaranya
tanpa sepengetahuan mereka adalah maqbul.
Akan tetapi perjuangan masih panjang. Mahattir Muhammad
pernah mengatakan “Sudah saatnya umat Islam berhenti sejenak,
berhenti, berpikir bersama, merumuskan solusi”. Melihat Kondisi ini,
sebenarnya momentum tepat untuk mencairkan golongan dan bersatu dengan
menyatukan hati, pikiran, tenaga, ilmu dan strategi.
Haruslah kita mengenal musuh sebelum bertindak seperti
strategi seperti apa musuh kita, perjuangan seperti apa, dan yang paling
penting yaitu dari segi pemikiran, dimana jaringan Yahudi sudah menguasai
produk-produk dan bahkan pemikiran kaum Muslimin
Perjuangan melawan hegemoni kedzaliman Yahudi dan juga
sekutu-sekutunya adalah perjuangan yang akan menguras banyak energi. Seperti
itulah perjuangan Rasul-Rasul terdahulu menyuarakan Islam. Perlu kesabaran dan
keseriusan. Sudah saatnya Umat Islam menunjukkan bahwa Ia adalah umat terbaik
dengan tanggung jawab Risalah dan Ukhuwah.
0 Response to "Solidaritas Umat Islam dalam Menyikapi Nasib Palestina"
Post a Comment