-->

Solidaritas Umat Islam dalam Menyikapi Nasib Palestina

Hidup terpontang panting, itulah yang kini tengah dirasakan oleh saudara seiman kita di Palestina. Mereka hanya bisa bertaruh nasib dalam doa dan mengharap bantuan dari manausia-manusia yang berhati mulia. Namun kita di negara ini hidup dengan tenang, aman dan sejahtera. Ini merupakan nikmat yang sangat besar yang patut kita syukuri.
          Tapi kita selaku umat Islam, seharusnya turut prihatin akan kondisi saudara kita, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist:
“Muslim yang satu dengan Muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya”. (Beliau sambil menjalinkan jari-jemari beliau).
          Bagaikan tubuh, itulah umat Islam menurut Rasulullah, jika satu bagian merasakan sakit maka bagian yang lain pun akan merasakannya. Maka dari itu kita perlu menanamkan rasa peduli kita terhadap saudara seiman kita di Palestina sana, karena mereka juga bagian dari kita merekalah Ikwah kita yang akan kita jawab dengan tegas kelak jika Allah bertanya “Siapakah saudaramu?”. Akan tetapi jika kita tidak merasa peduli kepada mereka sangatlah tidak pantas kita mengaku sebagai saudara sesama Muslim. Kecuali jika kita memang memperkuat solidaritas Islami dengan mereka.
          Banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk berperan menolong saudara seiman kita mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar. Bahkan jika kita menengok hadist tersebut, kita wajib untuk membela saudara seiman di Palestina.
Kewajiban Umat Islam Terhadap Palestina

1. Memahami Kondisi dan Problema       
    tika Palestina
          Kewajiban pertama yang paling fundamental bagi seorang Muslim adalah memahami akar masalah Palestina (Al-Quds) bahwa masalah Palestina adalah masalah umat Islam. Perebutan kekuasaan yang terjadi di tanah suci itu bukan perebutan antara dua bangsa, Palestina dan Israel. Tetapi, perang agama antara Islam dan Yahudi.
 Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [Al-Maidah (5): 82].
          Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi. Maka kaum Muslimin membunuh mereka sampai ada seorang Yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini Yahudi dibelakangku, kemari dan bunuhlah ia; kecuali pohon gorqhod karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
          Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan akidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

2. Mensosialisasikan Kondisi dan Problematika Palestina kepada yang lain.
Setelah memahami permasalahan dan kondisi Palestina, maka  kita harus mensosialisasikan pemahaman ini kepada seluruh umat Islam. Masih banyak umat Islam yang belum memahami kondisi dan permasalahan Palestina. Hal ini terjadi karena banyak sebab, diantaranya faktor lemahnya keimanan dan problematika yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri di seluruh dunia. Oleh karena itu setiap individu yang mengaku Muslim harus memahamkan pada umat Islam yang lain di seluruh dunia bahwa masalah Palestina adalah masalah utama umat, dan masa depan umat akan sangat terkait dengan perjuangannya terhadap Palestina. Bahwa di Palestina ada Al-Masjid Al-Aqsa kiblat pertama umat Islam yang sedang terancam. Bahwa Rasulullah SAW. memimpin shalat berjama’ah yang diikuti oleh para Nabi dan Rasul pada peristiwa Isra’ yang merupakan pewarisan tanah Palestina pada umat Islam. Bahwa Umar bin Khattab RA. menerima penyerahan kunci langsung Kota Palestina (Al-Quds).

3. Jihad dengan Harta
          Kewajiban selanjutnya bagi umat Islam adalah berjihad dengan harta mereka. Umat Islam harus menyisihkan sebagian rezekinya minimal 1% untuk perjuangan Palestina. Karena jihad di Palestina sangat membutuhkan harta. Dan di sana juga banyak janda, anak yatim, anak sekolah, mahasiswa, orang yang kehilangan rumah dan pencaharian akibat konflik dan perang yang belum diketahui akhirnya. Semua itu sangat membutuhkan uluran tangan umat Islam lainnya yang mampu.

4. Jihad dengan Jiwa
          Terdapat perbedaan mendasar dalam sifat perang di Palestina. Bila perang di Palestina dinyatakan sebagai perang antara dua bangsa atau dua negara, maka tidak boleh ada keterlibatan pihak lain di luar dua pihak yang bertikai tanpa ada permintaan untuk terlibat dari salah satu pihak yang berperang. Keterlibatan tanpa ada permintaan untuk terlibat berarti pelanggaran kedaulatan sebuah negara yang bertentangan dengan hukum Internasional. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa perang di Palestina adalah perang agama antara Islam dan Yahudi yang mengundang keterlibatan semua umat Islam dan kaum Yahudi di seluruh dunia, di setiap bangsa dan negara mana pun. Maka, hukum perang di Palestina adalah Jihad Fii Sabiilillah yang diwajibkan atas setiap umat Islam di seluruh dunia sesuai dengan kondisi mereka di setiap tempat.“Diwajibkan atas kalian berperang sedangkan kalian membencinya. Barangkali kalian membenci sesuatu, tetapi itu baik bagi kalian. Dan barangkali kalian menyukai sesuatu sedangkan itu buruk bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.[Al-Baqarah (2): 216][Al-Baqarah (2): 216]
          “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At-Taubah (9): 44]
Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang harus dipertahankan sampai kapan pun. Pembelaan kita terhadap         Palestina bukan karena mereka orang-orang Arab, melainkan karena mereka adalah Muslim dan karena Palestina adalah salah satu dari tiga tempat suci umat Islam yang dimuliakan Allah. Karena itu, permasalahan Palestina harus dijadikan konsentrasi utama umat Islam.

5. Doa
          Dan kewajiban yang paling minimal yang harus terus dilakukan oleh setiap umat Islam adalah berdoa. Doa orang beriman kepada saudaranya tanpa sepengetahuan mereka adalah maqbul.
          Akan tetapi perjuangan masih panjang. Mahattir Muhammad pernah mengatakan “Sudah saatnya umat Islam berhenti sejenak, berhenti, berpikir bersama, merumuskan solusi”. Melihat Kondisi ini, sebenarnya momentum tepat untuk mencairkan golongan dan bersatu dengan menyatukan hati, pikiran, tenaga, ilmu dan strategi.
          Haruslah kita mengenal musuh sebelum bertindak seperti strategi seperti apa musuh kita, perjuangan seperti apa, dan yang paling penting yaitu dari segi pemikiran, dimana jaringan Yahudi sudah menguasai produk-produk dan bahkan pemikiran kaum Muslimin
          Perjuangan melawan hegemoni kedzaliman Yahudi dan juga sekutu-sekutunya adalah perjuangan yang akan menguras banyak energi. Seperti itulah perjuangan Rasul-Rasul terdahulu menyuarakan Islam. Perlu kesabaran dan keseriusan. Sudah saatnya Umat Islam menunjukkan bahwa Ia adalah umat terbaik dengan tanggung jawab Risalah dan Ukhuwah.


0 Response to "Solidaritas Umat Islam dalam Menyikapi Nasib Palestina"

Post a Comment

Iklan Bawah Artikel